Ads 468x60px

Kamis, 14 Juni 2012

Toshiyuki Shiga: Target Nissan 5 Tahun Mendatang 120.000 unit



Jakarta, Automotive Blog - Sebagian dari kita boleh saja makin kesal dengan kemacetan Jakarta dan sekitarnya yang makin parah. Namun, produsen mobil – tentu berdasarkan analisis pasar dan pertumbuhan ekonomi Indonesia - pada 2017 memperkirakan penjualan mobil di Indonesia akan mencapai 1,6 juta unit. Hal tersebut pernah dikemukakan oleh Carlos Ghosn, orang nomor satu di Renault dan Nissan saat berkunjung ke Indonesia, pertengahan Maret lalu.

Itu belum seberapa! Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), memperkirakan, pada 2018 penjualan mobil di Indonesia akan mencapai 2 juta unit. Untuk mencapainya, diluncurkanlah program mobil murah dan ramah lingkungan yang dikenal dengan Low Cost Green car(LCGC) yang mulai digulirkan pemerintah bulan depan.

Infrastruktur
Beberapa produsen sudah bersiap membuat mobil murah. Bahkan, Nissan mempersiapkan merek Datsun untuk mobil murahnya. Karena itu pula, Nissan yang sekarang ini baru selama 5 bulan 2012 sudah menjual 26.888 unit (ritel) atau berada pada posisi lima besar, terus meningkatkan penjualannya.

“Lima tahun lagi, kami berharap bisa menjual 120.000 unit mobil di Indonesia,” jelas Toshiyuki Shiga, Chief Operating Officer Nissan Motor Co. Ltd., setelah meluncurkan Avelia ,minggu lalu. Orang nomor dua Nissan ini, sebelumnya pernah menjabat sebagaii General Manager Nissan Asia dan Oceania yang berkantor di Jakarta pada 1991.

Ia sendiri terkagum-kagum melihat perkembangan jumlah kendaraan yang memadati jalanan dalam lima tahun teakhir. Menurutnya, perkembangan ekonomi dan pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia luar biasa.

“Macet sekali. Dari pabrik Nissan (Kota Bukit Indah, Purwakarta) ke sini (Jakarta Pusat), membutuhkan waktu dua jam lebih. Malah di Semanggi macet lama,” bebernya. . Akibatnya, acara peluncuran jadi tertunda beberapa menit.

Anda punya saran untuk pemerintah Indonesia mengatasi kemacetan tersebut? “Ya, tentunya menyediakan transportasi massal. Kemacetan – kendati di satu sisi merupakan indikasi kemajuan ekonomi Indonesia – juga bisa merugikan. Bisa mengurangi gairah investor melakukan investasi. Waktu mereka banyak habis diperjalanan. Karena itu, pemerintah harus menyediakan infrastrukur,” sarannya.


SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar