Ads 468x60px

Senin, 04 Juni 2012

"Nge-drift" dengan Toyota 86





Jakarta, Automotive Blog - Usai acara peluncuran Toyota 86 di Parkir Barat, Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu, siangnya KompasOtomotif diberi kesempatan menjajal di trek drift yang dipersiapkan oleh Toyota Indonesia untuk unjuk kebolehan sedan sport tersebut di depan para komunitas Toyota, malamnya. Tanpa basa-basi, tawaran pun diterima dan langsung duduk di jok semi balap. Setelah menyetel kursi dan setir untuk posisi ideal, mesin diaktifkan dan deru khas boxer terdengar.

Sebelum nge-drift KompasOtomotif beradaptasi dulu dengan "hachi-roku". Saat masuk ke posisi gigi 1, kopling terasa enteng untuk ukuran mobil sport. Tuas persnelling juga mantap dipegang dan memiliki karakter jarak area perpindahan yang pendek (quick shift) ala mobil balap. Berhubung lintasannya pendek, tes performa mesin untuk berakselerasi pun terbatas. Respon saat kopling dilepas dan gas dibejek cukup terasa. Kendati hanya berjarak kurang 200 meter, putaran mesin sudah menunjukkan 6.900 pada gigi 1 dan menyisakan jarak untuk kembali menginjak rem serta memutar. Cukup mewakili performa mesin yang baik.

Ketika setir diputar dan pedal gas langsung ditekan dalam, bagian belakang spontan 'ngepot'. Ini membuktikan, dalam kondisi standar, 86 bisa diajak 'menari-nari'. Tentunya, kontrol traksi dan stabilitas harus dinon-aktifkan terlebih dahulu. Tidak cukup sampai di situ. Saat mobil diarahkan ke sekumpulan cone dengan kecepatan cukup, lantas rem tangan ditarik dan dibantu dengan putaran mesin tinggi (pedal gas ditekan), roda belakang pun spin. Tentu, pengendalian harus dijaga agar laju mobil tidak menjadi liar.

Rasanya adrenalin dipacu untuk menekan pedal gas dan mengeskplorasi kemampuan 86. Terlebih suara deru mesin yang masuk ke dalam kabin. Ternyata menurut pihak Toyota Astra Motor (TAM), ada saluran yang sengaja dibuat untuk mengirimkan suara mesin ke kabin untuk memberikan nuansa suara sporty mesin boxer bertenaga 200 PS. Lintasan sederhana ini sangat kurang untuk mengeksplorasi lebih dalam kekuatan performa dan stabilitas.

Bagi sebuah mobil sport, putaran setir terasa berat memang sudah menjadi kebiasaan. Namun 86 terasa lebih berat dibanding mobil sport lain yang pernah dicoba dengan tenaga serupa seperti Subaru WRX dan Mitsubishi Evolution X. Padahal, sistem power steering yang digunakan sudah elektrik. Namun hal tersebut tidak mengurangi rasa sport dari 86.



SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar