Ads 468x60px

Rabu, 02 Mei 2012

Hayden Jadi Pemimpin Ducati, Bukan Rossi


Automotive Blog — Direktur Olahraga Pramac Ducati, Carlo Pernat, menilai bahwa saat ini Nicky Hayden merupakan pebalap utama tim pabrik Ducati. Performa yang bertolak belakang antara Hayden dan rekan setimnya, Valentino Rossi, membuat mantan manajer Marco Simoncelli tersebut berani melontarkan pernyataan demikian.

Memang, fakta berbicara demikian. Sejak bergabung dengan Ducati pada awal musim 2011, "The Doctor" belum pernah meraih hasil bagus. Malah, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut kerap mengungkapkan kekecewaannya karena belum mendapatkan pengesetan yang tepat sehingga muncul rumor bahwa dia akan meninggalkan tim Italia tersebut pada akhir musim 2012; meskipun Rossi sudah membantah dan berjanji menyelesaikan kontraknya dengan Ducati.

Hayden saat ini pemimpin di Ducati. Mendengar berbagai komentar Valentino, terlihat cukup jelas dia sudah menyerah. Semua lelucon itu menunjukkan bahwa dia sudah tahu, Ducati hanya bisa ditunggangi dengan satu cara. -- Carlo Pernat

"Hayden saat ini adalah pemimpin di Ducati, seperti halnya Cal Crutchlow di tim Yamaha Tech 3. Mendengar berbagai komentar Valentino, terlihat cukup jelas bahwa dia sudah menyerah. Semua lelucon itu menunjukkan bahwa dia sudah tahu, Ducati hanya bisa ditunggangi dengan satu cara," ujar Pernat, yang juga bekas manajer Loris Capirossi.

"Dia sudah mengonfirmasi itu, bahwa mulai sekarang, dia akan memulai dari pengesetan dasar dan bekerja dari sana. Itu artinya, tidak akan ada perubahan lebih besar lagi."

Pernat pun memuji penampilan pebalap Repsol Honda, Casey Stoner, yang berhasil mengalahkan dua pebalap Spanyol, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa, pada seri kedua di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir pekan lalu. Dia mengakui, Stoner membuat kejutan dalam balapan basah yang berlangsung pada hari Minggu (29/4/2012) sehingga bisa mewujudkan impian untuk meraih kemenangan perdana dalam kariernya di sirkuit itu.

"Pertama, saya ingin mengatakan bahwa balapan di Jerez merupakan salah satu balapan terbaik Stoner," ungkap manajer asal Italia ini. "Itu juga lebih merupakan sebuah kemenangan psikologis karena terjadi di rumah Lorenzo, pebalap yang hampir meraih kemenangan. Saya pikir, kemenangan ini akan sangat membantu Casey karena hal itu merupakan respons sempurna atas apa yang dilakukan Lorenzo di Qatar."

Pada seri pembuka di Sirkuit Losail, Qatar, awal April lalu, Lorenzo keluar sebagai pemenang. Adapun Stoner, yang merajai sirkuit itu pada lima musim sebelumnya, finis di urutan ketiga. Akan tetapi di Jerez, tempat Lorenzo menjadi jawara dalam dua tahun terakhir (serta meraih posisi pemuncak untuk balapan akhir pekan kemarin), Stoner bisa membalasnya.

"Saya tidak mengira Jorge bakal terlalu sulit (untuk ditaklukkan). Dia mungkin membuat kesalahan memilih ban, tetapi dia meraih kekalahan dengan menunjukkan bahwa dirinya seorang petarung. Namun, tidak demikian dengan Pedrosa. Anda bisa melihat dia sangat takut di titik yang basah pada trek, yang memperlihatkan bahwa dia bukan pebalap yang 'komplet'."

"Dia kehilangan waktu lima detik karena itu, dan kemudian bisa bangkit ketika trek benar-benar kering, serta finis hanya dua detik di belakang pemenang. Meskipun bisa naik podium, dia mungkin pecundang besar pada hari itu."

Pernat pun tak lupa memberikan komentar terhadap pebalap muda fenomenal, Romano Fenati. Di usianya yang baru 16 tahun, dan menjalani debutnya di arena grand prix, Fenati tampil memesona dengan memenangi balapan Moto3. Oleh karenanya, ia kini memimpin klasemen sementara (setelah jadi runner-up di Qatar).

"Fenati pantas mendapatkan aplaus khusus. Sebagai seorang pebalap, dia tampaknya sudah sangat dewasa dibandingkan usianya yang tertera di kartu identitasnya. Dia sangat dewasa dan tenang saat balapan. Dua faktor itu sangat berguna untuk menjadi seorang juara. Federasi Italia juga sudah melakukan sebuah pekerjaan hebat dalam program mereka."


Sumber : KLIK DISINI

0 komentar:

Posting Komentar